MANUSIA DAN KEGELISAHAN
ILMU BUDAYA DASAR
Manusia dan Kegelisahan
Pengertian kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya; duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara; dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan. Masalah atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, behwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.
Sebab-sebab orang gelisah
· Rasa cinta kepada diri yang
berlebihan
· Kurang ibadah (lalai dalam mengingat
Tuhan)
· Rasa takut dan malu yang dimiliki
manusia (secara naluriah)
· Tidak merasa aman (dalam bahaya)
· Jiwa yang lemah
· Tekanan dari lingkungan
· Depresi
· Gangguan bipolar
· Skizofernia
· Trauma
Usaha-usaha mengatasi kegelisahan
- Instropeksi diri utuk mencari penyebab dan solusi dari terjadinya suatu masalah
- Berprasangka baik atas segala sesuatu yang terjadi
- Menerima hal buruk yang terjadi dengan lapang dada (sabar)
- Lebih mendekatkan diri dan banyak berdoa kepada tuhan
- Fokus pada hal-hal positif
- Relaksasi
- Refreshing
- Curhat/cerita kepada orang terpercaya
Pengertian keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang Iain.
Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pemah mengalami hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang bebeda satu sama Iain.
Yang menyebabkan orang berada dalarn keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Kesalahan yang dibuat seseorang juga dapat membuat orang itu dalam keterasingan, dan karena itu ia merasa gelisah.
Pengertian kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi
atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak
berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup
manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus
penyebabnya.
Kesepian adalah dengan merasa terasing dari sebuah
kelompok, tidak dicintai oleh sekeliling, tidak mampu untuk berbagi kekhawatiran
pribadi, berbeda dan terpisah dari mereka yang ada sekitar anda (Beck & Dkk
dalam David G. Myers, 2012).
Menurut Agus Abdul Rahman (2013), kesepian menunjuk
pada kegelisahan subjektif yang dirasakan pada saat suatu hubungan sosial
kehilangan ciri-ciri pentingnya baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Peplau dan Perlman (dalam Endang & Nailul, 2010)
mendefinisikan kesepian sebagai akibat dari kekurangmampuan individu mengadakan
hubungan sosial, merupakan pengalaman yang subjektif, tidak menyenangkan dan
tertekan.
Sedangkan menurut Lake (dalam Endang & Nailul,
2010) menyatakan kesepian adalah tidak terpenuhinya kebutuhan untuk
berkomunikasi dan membina hubungan persahabatan yang akrab sampai cinta yang
mendalam
Penyebab orang mengalami kesepian
Bermacam-macam penyebab terjadinya kespian. Frustasi
dapat mengakibatkan kesepian. Dałam hal seperti iłu orang tidak mau diganggu,
ia lebih senang dałam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. la
lebih senang hidup sendiri.
Bila kita perhatikan sepintas lalu keterasingan dan
kesepian itu serupa tetapi tidak sama, namun ada hubungannya. Beda antara
keduanya hanya terletak pada sebab akibat.
Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan.
Keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi
teman-teman sepergaulan. Karena teman-teman menjauhi, maka orang yang bersikap
sombong itu hidup terasing, terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.
Orang yang frustasi iłu bersikap rendah dili, sengaja
menjauhi pergaulan ramai, kebalikan dengan orang yang bersikap sombong. Orang
yang bersikap rendah diri, pemalu, minder, merasa dirinya kurang bemarga
dibanding orang lain, maka orang iłu lebih suka menyendiri. Karena menyendiri
iłu akibatnya kesepian.
Kehilangan sesuatu yang berarti juga bisa menyebabkan
kesepian. Contoh : misalkan kita kehilangan sahabat, teman, hewan peliharaan ,
orang tua, atau orang yang kita saying maka kita akan merasa kesepian.
Pengertian ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Ketidakpastian tentang lulus atau tidak dalam ujian sarjana yang sudah lama ditunggutunggu membuat orang gelisah. lulus atau tidak lulus ujian sarjana akan menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya. Ketidakpastian ini akan merugikan, karena status dari karir itu terancam. Karena ketidakpastian itu status yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi hilang, berhubung ada orang lain yang lebih dulu memenuhinya.
Ketidakpastian disebabkan karena pikiranorang tersebut terganggu tidak dapat lagi berpikir secara teratur, apalgi mengambil kesimpulan. Dalam berpikir manusia selalu menerima rangsang-rangsang lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh rangsang-rangsang baru.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti :
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya
pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang
tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya
selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
2. Phobia
Phobia ialah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak
normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
3. Kompulasi
Kompulasi ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang
telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan
yang serupa berkali-kali.
4. Histeria
Histeria ialah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan
mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak
mampu menguasai diri, sugesti dan sikap orang lain.
5. Delusi
Menunjukkan pikiran yang tidak beres, karena
berdasarkan suatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada
dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ini ada tiga macam,
yaitu :
a) Delusi persekusi : menganggap keadaan
sekitamya jelek. Seseorang yang mengalami delusi persekusi tidak mau mengenal
tetangga kifi kanan karena menganggap jelek.
b) Delusi keagungan : menganggap dirinya
orang penting dan besar. Orang seperti itu biasanya gila honnat. Menganggap
orang-orang disekitamya sebagai orang-orang tidak penting. Akhimya semua orang
menjauhi juga.
c) Delusi melancholis : merasa dirinya
bersalah, hina, dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyuten atau dikenal
dengan nama delirium trements, hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-otot
tak tericuasa lagi.
6. Halusinasi.
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera.
Dengan sugesti din orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya
dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena
halusinai orang merasa mendapat tekanantekanan terhadap dorongan-dorongan
dasamya, sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu menemukan
sasarannya. Ini nampak dalam perbuatan perbuatan penderita. ( penderita itu
dapat menyadari perbuatan itu, tetapi tidak dapat menahan rangsang khayalan
sendiri).
7. Keadaan Emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak pada keseluruhan pribadinya: gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dengan gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bemafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, termenung, menyendiri.
Usaha-usaha mengatasi ketidakpastian
Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau
kacau pikirannya ada bemacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan
keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Andai kata penyebab sudah
diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan
yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
Bila penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya
mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan. Phobia atau jenis takut
bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut lagi. Orang takut ular, takut
ulat yang berbulu, dapat disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda
tersebut.
Orang yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami musibah, baru berkurang kesombongannya, tetapi mungkin tidak. Andai kata mereka sadar, kesembuhan itu adalah kaæna pengalaman. Jadi yang menyembuhkan masyarakat sekitarnya dan dirinya sendiri.
SUMBER
http://sulistining.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.12
http://choirul_umam.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.0
https://yusril122.blogspot.com/2019/06/apakah-alasan-manusia-membutuhkan.html
https://aisyahtyasmaharani.wordpress.com/2013/12/05/pengabdian-dan-pengorbanan/
Komentar
Posting Komentar