MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

ILMU BUDAYA DASAR

PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR

    Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa inggris “The Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping itu tidak meninggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri. 

TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR

    Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri. Berpijak dari hal diatas, tujuan mata kuliah ilmu budaya dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan, agar daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat menjadi lebih halus.

Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat :

  • Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
  • Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
Jika diperinci maka tujuan pengajaran ilmu budaya dasar itu adalah :
  • Lebih peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, serta lebih bertanggung  jawab terhadap masalah-masalah tersebut.
  • Mengusahakan kepekaan terhadap nilai-nilai lain untuk lebih mudah menyesuaikan diri.
  • Menyadarkan mahasiswa terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, hormat menghormati serta simpati pada nilai-nilai yang hidup pada masyarakat.

Dengan ringkas dapat disebutkan bahwa tujuan IBD adalah :
     Perlunya melakukan pembentukan pemikiran yang khususnya berkenaan dengan Kebudayaan dan Kemanusiaan,agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan budaya dapat diperluas.

    Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :

1. Ilmu-ilmu Alamiah (natural scince)

  Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. 

2. Ilmu-ilmu sosial (social scince) 

    Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah.       
      
3. Ilmu kebudayaan (science culture)
   Di dunia ini banyak sekali Negara dan juga rakyatnya dengan berbagai macam suku dan budaya disetiap suku atau etnic mempunyai perbedaan dan juga ciri khas yang bisa kita membedakannya dari mulai pakaiannya, tutur bahasanya, dan juga norma-norma kehidupannya sehingga dari situ lah kita bisa menyimpulkan bahwa ilmu kebudayaan adalah ilmu yang mempelajari tentang suatu norma asas di setiap wilayah diberbagai Negara, tidak semua kebudayaan itu sama dan juga tidak lain pula dinegara satu mudah menerima kedatangan buadaya yang berasal dari Negara lain contoh : di bagian Negara barat boleh memakai pakaian yang terbuka akan tetapi dinegara Indonesia yang mayoritas negaranya mempunyai kepercayaan muslim sangat sulit menerima keadaan seperti itu.

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA IBD DAN IPS

    Ilmu budaya dasar atau disingkat IBD adalah ilmu tingkatan lanjut yang mempelajari secara khusus tentang budaya dan kebudayaan seperti hubungan antara manusia dengan budaya, dan asal mula terciptanya kebudayaan serta macam macam kebudayaan yang ada pada manusia, seperti yang tadi dijelaskan, ilmu budaya dasar adalah ilmu tingkatan lanjut, oleh karena itu IBD diajarkan pada tingkat perguruan tinggi atau perkuliahan.

  Sedangkan Ilmu pengetahuan sosial atau disingkat IPS adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan sosial dan hubungan manusia dengan lingkungan sosial disekitarnya, mencakup area yang luas karena tiap divisi memiliki cabang tersendiri, seperti ekonomi memiliki cabang akuntansi dan sebagainya, ilmu ini dapat kita temukan di tingkatan sekolah seperti SD SMP SMA.

   Meskipun memiliki perbedaan yang cukup spesifik, kedua ilmu tersebut memiliki persamaan pula yang cukup banyak dimana diantaranya adalah IBD dan IPS mempelajari tentang kehidupan sehari-hari di lingkungan sosial. IBD dan IPS sama-sama dipelajari untuk membentuk kepribadian diri. IBD dan IPS bukanlah ilmu pasti seperti IPA. IBD dan IPS merupakan ilmu pengetahuan yang dipelajari berdasarkan kehidupan nyata di lingkungan sosial.

UNSUR- UNSUR YANG MEMBANGUN MANUSIA

Ada dua pandangan yang dapat dijadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia .
1. Manusia terdiri dari 4 unsur yang saling terkait yaitu :
· Jasad       : badan kasar manusia yang tampak dari luar, dapat diraba dan menempati ruang
· Hayat       : mengandung unsur hidup yang ditandai gerak
· Ruh          : bimbingan tuhan yang bekerja secara spiritual yang memahami kebenaran
· Nafs          : kesadaran tentang diri sendiri


2. Manusia sebagai suatu kepribadian memiliki 3 unsur, yaitu :
Id     : Merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Merupakan libido murni, atau energy psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional
Ego  : Bagian yang pertama kali dibedakan dengan ID,  disebut kepribadian eksekutif karena peranannya dalam menghubungkan energy Id ke dalam saluran social yang dapat dimengerti orang lain
Super Ego : Kepribadian yang muncul paling akhir sekitar usia 5 tahun. Super ego terbentuk dari lingkungan ekternal. Super ego merupakan kesatuan standar moral yang diterima ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas dalam lingkungan luar diri.

HAKIKAT MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

    Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta) atau “mens” (latin) yang berarti berpikir, berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dari dua definisi manusia tersebut dapat diketahui bahwa manusia adalah suatu kelompok (tidak dapat hidup sendiri) atau individu yang berpikir, berakal budi. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya dibanding dengan makhluk-makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Tingginya derajat manusia dibandingkan dengan makhluk lain ini ditunjukkan dengan adanya akal dan pikiran pada manusia. Sebagaimana makhluk hidup, tumbuhan juga tumbuh dan berkembang, namun ia tidak dapat berpindah, mempunyai emosi, atau berinteraksi langsung dengan pihak lain yang memberikan suatu aksi atau tindakan pada diri sendiri. Misalnya tumbuh-tumbuhan tidak dapat berjalan atau berlari, marah ketika ditebang, tertawa ketika disiram atau diberi pupuk, merespon ketika diajak berinteraksi dan berkomunikasi. Demikian pula dengan binatang, walaupun ia dapat berpindah-pindah tempat, mempunyai emosi dan dapat berinteraksi maupun berkomunikasi, namun apa yang dilakukannya hanya dalam lingkup dan proses belajar yang terbatas, serta lebih karena adanya dorongan naluri saja. Sedangkan manusia mempunyai tingkatan yang lebih tinggi karena selain mempunyai ciri-ciri sebagai makhluk hidup seperti di atas, manusia juga mempunyai akal dan pikiran yang dapat memperhitungkan tindakan-tindakannya melalui proses belajar yang terus menerus.

    Akal dan pikiran yang dimiliki manusia adalah bagian dari budaya. Dengan akal dan pikirannya manusia dengan kegiatan akal dan pikirannya dapat mengubah dan menciptakan realitas melalui simbol-simbol atau sistem perlambangan. Contoh dari sistem perlambangan adalah bahasa yang melambangkan sesuatu berdasarkan sistem pola hubungan antara benda, tindakan, dan sebagainya dengan apa yang dilambangkan. Bahasa tidak hanya yang verbal tapi juga berupa tulisan, lukisan, tanda atau isyarat. Karena kegiatan berpikir manusia ini budaya tercipta. Budaya sebagai sistem gagasan yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau di foto, karena berada di dalam alam pikiran atau perkataan seseorang. Terkecuali bila gagasan itu dituliskan dalam karangan buku. Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku. Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa “Budaya berupa rancangan hidup” maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang kita warisi melalui proses belajar dan menjadi sikap prilaku manusia berikutnya yang kita sebut sebagai nilai budaya.Jadi, nilai budaya adalah “gagasan” yang menjadi sumber sikap dan tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial budaya. Nilai budaya dapat kita lihat, kita rasakan dalam sistem kemasyarakatan atau sistem kekerabatan yang diwujudkan dalam bentuk adat istiadat. Hal ini akan lebih nyata kita lihat dalam hubungan antara manusia sebagai individu lainnya maupun dengan kelompok dan lingkungannya.

    Dari uraian di atas telah jelas bahwa manusia adalah makhluk yang derajatnya paling atas, makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna bila dibandingkan dengan makhluk yang lain, karena manusia mempunyai akal dan pikiran sedangkan makhluk yang kain tidak diberikan akal. Perilaku manusia sebagai makhluk budaya merupakan gabungan dari adanya unsur fisik/ raga, mental/ kepribadian. Sehingga yang berkembang dalam diri manusia tidak hanya raganya namun juga emosional dan intelektualnya. Dengan demikian manusia sebagai makhluk budaya hendaknya dapat memanfaatkan/ mendayagunakan sumber daya alam dengan sebaik mungkin, dengan sebijaksana mungkin sehingga tercipta masyarakat atau peradaban yang damai dan ideal.

PENGERTIAN KEBUDAYAAN TIMUR

    Kebudayaan Timur adalah kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya dengan cara melakukan berbagai macam pelatihan fisik dan mental. Pelatihan fisik dapat dicontohkan dengan cara menjaga pola makan dan minum ataupun makanan apa saja yang boleh dimakan dan minuman apa saja yang boleh di minum, karena hal tersebut dapat berpengaruh pada pertumbuhan maupun terhadap fisik. Sedangkan untuk pelatihan mental yaitu dapat berupa kegiatan yang umumnya/mayoritas dilakukan sendiri, seperti : bersemedi, bertapa, berdo’a, beribadah, dll.
    Kebudayaan timur yang dimaksud disini adalah sebuah kebudayaan diluar kebudayaan orang-orang eropa barat (bangsa eropa barat dan jajahannya). Kebudayaan timur muncul sebagai pembeda dari negara-negara yang pernah dijajah oleh bangsa eropa barat. Oleh karena itu munculah sebuah istilah barat dan timur.
  Hal yang paling dominan dari kebudayaan timur adalah adat istiadat yang masih dipegang teguh.Walaupun adat istiadat saat ini mulai pudar dan berubah. Selain itu hal yang dominan adalah konsep gotong royong,kebersamaan menjadi hal yang paling utama.

Contoh Kepribadian Bangsa Timur :
  • Ramah dan Sopan
Sifat tersebut menunjukkan bahwa bangsa timur memiliki sifat yang ramah dan sopan serta mudah bersosialisasi dengan bangsa lainnya. Sikap peduli terhadap lingkungan sekitar membuat bangsa timur mudah bergaul berbeda dengan bangsa barat yang cenderung hidup lebih individualis.
  • Pekerja Keras
Pekerja keras merupakan ciri-ciri bangsa timur. Bangsa timur dikenal dengan orang-orangnya yang tidak mudah menyerah, rajin dan bersungguh sungguh saat melakukan sesuatu apalagi yang berhubungan dengan pekerjaan.
  • Keagamaan dan Kebudayaan
Bangsa timur juga terkenal karena keragaman ras dan kebudayaan. Tidak hanya menang kuantitas, hal utama yang menjadi pedoman hidup bangsa timur adalah tradisi dan agama. Karena keterikatan dengan adat dan budaya menjadikan pembatas individu-individu bangsa timur untuk mencapai potensi maksimalnya.
  • Kesopanan
Bangsa timur dikenal dengan kesopanannya dan menjunjung tinggi norma kesopanan. Adat yang berlaku di lingkungna bangsa timur sangat berpengaruh terhadap kesopanan orang-orangnya.
  • Kepintaran dan Kecerdasan
Karena bangsa timur dikenal pekerja keras dan rajin ini menyebabkan bangsa timur cerdas dan pantang menyerah.
  • Norma
Sebagai bangsa timur, dikenal amat menjunjung tinggi norma-norma. Bangsa timur cenderung tidak suka menyangkut hal-hal yang bertentangan dengan norma.
  • Mengutamakan Keluarga
Kebanyakan orang-orang bangsa timur sangat bergantung pada keluarganya. Keluarga menjadi faktor utama dalam kehidupan bangsa timur itu sendiri.

BAGAN PSIKO-SOSIOGRAM MANUSIA

Penjelasan :
  • Nomor 7 dan nomor 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam, sehingga tidak disadari lagi oleh individu yang bersangkutan. Contoh : impian atau cita-cita yang diinginkan.
  • Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed conscious). Lingkaran itu terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan, tetapi siapapun juga dalam lingkarannya. Hal itu disebabkan ada kemungkinan, bahwa .
    • Ia takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya, atau karena ia punya maksud jahat.
    • Ia sungkan menyatakannya, atau karena belum yakin bahwa akan ia akan mendapat respons dan pengertian yang baik dari sesamanya, atau takut bahwa walaupun diberi respons, respons itu sebenarnya tidak diberikan dengan hati yang ikhlas atau juga karena ia takut ditolak mentah-mentah.
    • Ia malu karena takut ditertawakan, atau karena ada perasan bersalah yang mendalam.
    • Ia tidak bisa menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok untuk menyatakan gagasan yang bersangkutan tadi kepada sesamanya.
  • Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious). Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu kepada sesamanya, yang dengan mudah diterima dan dijawab oleh sesamanya.
  • Nomor 3 disebut limgkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekananbatin atau dikejar-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.
  • Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.
  • Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jarak jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari.
  • Nomor 0 disebut lingkaran dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan lingkaran nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.

DEFINISI KEBUDAYAAN

    Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. 
  • Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
  • Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
  • Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
  • Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
  • Menurut Selo Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
  • - Menurut M.Selamet Riyadi, Budaya adalah suatu bentuk rasa cinta dari nenek moyang kita yang diwariskan kepada seluruh keturunannya.
  • - Menurut Koentjaraningrat kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, dan tindakan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia dengan belajar.

    Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
   Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

TOKOH - TOKOH KEBUDAYAAN

1. Ki Nartosabdo

    Lahir di Klaten, 25 Agustus 1925 meninggal di Semarang, 7 Oktober 1985 pada umur 60 tahun) adalah seorang seniman musik dan dalang wayang kulit legendaris dari Jawa Tengah, Indonesia. Salah satu dalang ternama saat ini, yaitu Ki Manteb Soedharsono mengakui bahwa Ki Nartosabdo adalah dalang wayang kulit terbaik yang pernah dimiliki Indonesia dan belum tergantikan sampai saat ini.Nama asli Ki Nartosabdo adalah Soenarto. Merupakan putra seorang perajin sarung keris bernama Partinoyo. Pada tahun 1945 Soenarto berkenalan dengan pendiri grup Wayang Orang Ngesti Pandowo, yaitu Ki Sastrosabdo. Sejak itu ia mulai mengenal dunia pedalangan di mana Ki Sastrosabdo sebagai gurunya. Bahkan karena jasa-jasanya membuat banyak kreasi baru bagi grup tersebut, Soenarto memperoleh gelar tambahan "Sabdo" di belakang nama aslinya. Gelar itu diterimanya pada tahun 1948, sehingga sejak saat itu namanya berubah menjadi Nartosabdo.

2. Ruth Benedict

    Ruth Benedict adalah seorang antropolog budaya terkenal dari Amerika.Antropolog ini lahir pada tanggal 5 Juni 1877 di New York City.Dia adalah seorang murid franz boaz, orang yang mempengaruhi ideologinya dalam melakukan pekerjaannya. Karya Benedict paling terkenal adalah Patterns of Culture (1934) dimana dia menyatakan bahwa setiap kebudayaan berasal dari potensi manusia selama periode waktu tertentu.Dia dikenang sebagai salah satu pelopor penerapan antropologi dalam mempelajari aspek masyarakat maju.Karya penting lainnya termasuk Zuni Mithology (1935), Race: Science and Politics (1940), dan The Chrysanthemum and the Sword: Patterns of Japanese Culture (1946).

3. Ismail Marzuki

    Ismail Marzuki dikenal sebagai komponis yang aktif dan produktif. Dia lahir di Jakarta, 11 Mei 1914. Karya-karyanya seolah tak akan pernah padam hingga kini. Kesyahduan, lirik yang penuh jiwa nasionalis-romantis, syair yang kuat, melodi yang indah, serta memiliki nilai keabadian yang tinggi.Ada lebih dari 250 karyanya yang beberapa di antaranya masih sering dilantun-dengarkan hingga kini, di antaranya adalah Indonesia Pusaka, Sabda Alam dan Juwita Malam yang dipopulerkan oleh Chrisye, Selendang Sutera, dan Sepasang Mata Bola. Tak hanya itu, lagunya yang berjudul Rayuan Pulau Kelapa yang diciptakan pada tahun 1944 pun beberapa waktu lalu sempat diputar setiap harinya oleh TVRI.Memulai karir sebagai komponis, lagu pertama yang dihasilkan pria yang akrab disapa Ismail ini adalah lagu "O Sarinah" sebuah lagu yang bercerita mengenai kondisi kehidupan bangsa yang tertindas pada tahun 1931. Dalam bermusik, anak kampung Kwitang ini dikenal mempunyai kebebasan berekspresi, leluasa bergerak dari satu jenis aliran musik ke jenis aliran musik yang lain. Selain itu, ia juga punya kemampuan menangkap inspirasi lagunya dengan beragam tema. Ia juga dikenal sebagai pemusik yang mewarnai sejarah dan dinamika musik Indonesia.Pada tanggal 25 Mei 1958 Ismail meninggal di Kampung Bali, Tanah Abang di usia 44 tahun.

TUJUH UNSUR KEBUDAYAAN UNIVERSAL

    Kebudayaan dalam suatu masyarakat terdiri atas 7 unsur yang saling berkaitan. Ahli antropologi Clyde Kay Maben Kluckhohn menyimpulkan adanya unsur-unsur besar dalam kebudayaan yang disebut unsur kultural universal  (Universal categories of cultures). Unsur-unsur tersebut dianggap universal karena dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di dunia. Clyde Kay Maben Kluckhohn dalam Universal Categories of Cultures (1953) membagi system kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau kultural universal.

1. Sistem bahasa

Menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia, bahasa adalah suatu sistem tanda bunyi yang secara sukarela dipergunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri. Dikutip dari Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya, menurut ilmu antropologi, bahasa adalah sistem perlambangan manusia baik lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi satu sama lain. Tanpa bahasa, baik lisan, tertulis maupun bahasa isyarat, manusia akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. 

2. Sistem pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan dan harapan-harapan. Sistem pengetahuan meliputi ruang pengetahuan tentang alam sekitar, flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia, hingga tubuh manusia. 

3. Sistem organisasi kemasyarakatan

Sistem kemasyarakatan ada dengan tujuan memudahkan dan mencapai tujuan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu terdapat pembagian-pembagian tertentu pada masyarakat tersebut. Sistem kemasyarakatan adalah sistem yang muncul atas kesadaran manusia bahwa mereka memiliki kekurangan sehingga membutuhkan bantuan dair manusia lainnya. Sistem ini dibutuhkan manusia karena manusia punya kecenderungan untuk berkelompok. Sehingga manusia membentuk keluarga dan kelompok sosial lainnya yang lebih besar. Contoh: sistem kekerabatan.

4.  Sistem teknologi

Sistem teknologi mencakup peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara mansuia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara manusia mengekspresikan keindahan atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian. Teknologi peralatan dan perlengkapan hidup manusia meliputi alat-alat produksi, senjata, wadah, pakaian dan perhiasan, makanan dan minuman, tempat berlindung dan perumahan dan alat transportasi.

5. Sistem ekonomi

Sistem ekonomi disebut juga sistem mata pencaharian. Dalam sistem ini manusia memenuhi kebutuhan mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi. Mata pencaharian adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang atau segolongan besar anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata pencaharian suatu masyarkat belum tentu sama dengan mata pencaharian masyarakat lainnya. Contoh sistem mata pencaharian adalah berburu dan meramu, bertani, dan beternak.

6. Sistem religi

Sistem religi disebut juga kepercayaan adalah suatu sistem di mana manusia percaya terhadap sesuatu yang lebih tinggi darinya atau Penciptanya. Religi dibutuhkan manusia terutama untuk menjawab ketidakberdayaan manusia dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan yang sulit diterima akal. Religi juga berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Penciptanya. Contoh: agama, aliran kepercayaan.

7. Sistem kesenian

Kesenian adalah sarana manusia dalam mengekspresikan kebebasan dan kreativitasnya. Kesenian merujuk pada unsur keindahan yang berasal dari hati manusia. Contoh: seni suara, seni sastra, seni rupa dan lainnya.

PERBEDAAN KEBUDAYAAN DALAM BENTUK 2 WUJUD

Kebudayaan Material dan Nonmaterial
  • Kebudayaan material adalah hasil kebudayaan fisik yang diciptakan oleh manusia, misalnya senjata, rumah adat, alat transportasi dsb.
  • Kebudayaan Nonmaterial adalah kebudayaan yang berupa ide atau gagasan yang berbentuk abstrak dan tidak berwujud fisik, misalnya cerita rakyat, lagu atau tarian tradisional, nilai dan kepercayaan.

WUJUD KEBUDAYAAN

    Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak  
  • Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  • Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
  • Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.

    Menurut C. Kluckhonh dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem Nilai Budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara Universal menyangkut 5 masalah pokok kehidupan manusia yaitu :

1. Hakekat Hidup manusia (MH)

Masyarakat dipengaruhi oleh kebudayaan- kebudayaan dalam memahami arti dari hidup. Sebagai contoh, dalam Buddha, hidup itu buruk dan manusia harus mencapai Nirvana. Hal ini mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam menjalani kehidupannya. Namun, banyak kebudayaan yang menganggap hidup itu baik. Jadi, variasi budaya mempengaruhi pemikiran-pemikiran manusia.

2. Hakekat Kerja atau Karya manusia (MK)

Ada beberapa yang menganggap kerja adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk bertahan didalam kehidupan (survival). Namun, ada yang bekerja untuk mendapatkan pangkat, jabatan, bahkan ada yang berpikir bekerja untuk meninggalkan prestasi. Bukan harta yang dicari, namun status sosial yang dimiliki setiap individu.

3. Hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu (WM)

Masalah ini memiliki fokus dalam waktu. Ada budaya yang harus menganggap penting masa lampau, ada yang memperhatikan masa kini adalah yang terpenting sebuah tujuan perjuangannya, dan ada budaya yang melihat jauh ke depan. Hal ini mempengaruhi masyarakat dalam menentukan perencanaan hidupnya dikarenakan perbedaan pendapat dalam pemahaman dimensi waktu.

4. Hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar (MA)

Masalah ini menyangkut kepercayaan bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaiknya ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk di kuasai manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dalam alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.

5. Hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya (MN)

Masalah yang ke lima menyangkut tentang interaksi antar manusia. Banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Ada budaya yang menganggap kedudukan secara horizontal, dimana cenderung memikirkan hak asasi manusia. Sedangkan ada budaya yang menganggap kedudukan secara vertikal, dimana terciptanya pengembangan orientasi keatas (senioritas).

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DITERIMA ATAU TIDAKNYA SUATU UNSUR KEBUDAYAAN

Berikut ini merupakan faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan :

1. Terbiasanya masyarakat tersebut mempunyai hubungan/kontak kebudayaan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut, yang mempunyai kebudayaan yang berbeda. Sebuah masyarakat yang terbuka bagi hubungan-hubungan dengan orang yang beraneka ragam kebudayaannya, cenderung menghasilkan warga masyarakat yang bersikap terbuka terhadap unsur-unsur kebudayaan asing. Sikap mudah menerima kebudayaan asing lebih-lebih lagi nampak menonjol kalau masyarakat tersebut menekankan pada ide bahwa kemajuan dapat dicapai dengan adanya sesuatu yang baru, yaitu baik yang datang dan berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, maupun yang berasal dari kebudayaan yang datang dari luar.

2. Kalau pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam kebudayaan tersebut ditentukan oleh nilai-nilai yang bersumber pada ajaran agama; dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada dalam masyarakat tersebut; maka penerimaan unsur-unsur kebudayaan yang baru atau asing selalu mengalami kelambatan karena harus di sensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan pada ajaran agama yang berlaku. Dengan demikian, suatu unsur kebudayaan baru akan dapat diterima jika unsur kebudayaan yang baru tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama yang berlaku, dan karenanya tidak akan merusak pranata-pranata yang sudah ada.

3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan unsur kebudayaan baru. Suatu struktur sosial yang didasarkan atas sistem otoriter akan sukar untuk dapat menerima suatu unsur kebudayaan baru, kecuali kalau unsur kebudayaan baru tadi secara langsung atau tidak langsung dirasakan oleh rezim yang berkuasa sebagai sesuatu yang menguntungkan mereka.

4. Suatu unsur kebudayaan baru dengan lebih mudah diterima oleh suatu masyarakat kalau sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut. Di pedesaan di pulau Jawa, adanya sepeda sebagai alat pengangkut dapat menjadi landasan memudahkan di terimanya sepeda motor di daerah pedesaan di Jawa; dan memang dalam kenyataan demikian.

5. Sebuah unsur baru yang mempunyai skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan, dibandingkan dengan sesuatu unsur kebudayaan yang mempunyai skala luas dan yang sukar secara konkrit dibuktikan kegunaannya. Contohnya adalah diterimanya radio transistor dengan mudah oleh warga masyarakat Indonesia, dan bahkan dari golongan berpenghasilan rendah merupakan benda yang biasa dipunyai.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUDAYAAN

    Menurut Soekanto faktor-faktor penyebab perubahan/dinamika sosial dibagi menjadi dua golongan besar, sebagai berikut:

A. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain sebagai berikut : 

1) Bertambahnya atau berkurangnya penduduk

Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menyebabkan perubahan dalam struktur masyarakat seperti munculnya kelas sosial yang baru dan profesi yang baru. Selain itu pertambahan jumlah penduduk juga mengakibatkan bertambahnya kebutuhan- kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan. Padahal sumbersumber pemenuhan kebutuhan tidak seimbang, sehingga akan imbul masalah sosial seperti pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, dan lain-lain. Kondisi ini akan mengubah pola interaksi dan meningkatnya mobilitas sosial.
Selain itu, berkurangnya penduduk yang diakibatkan oleh migrasi dan urbanisasi akan mengakibatkan kekosongan dalam pembagian kerja dan jumlah angkatan kerja, sehingga akan memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.

2) Adanya penemuan baru (discovery)

Penemuan baru dalam masyarakat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan terjadinya perubahan sosial.

3) Pertentangan (konflik) masyarakat

Dalam interaksi sosial di masyarakat yang heterogen dan dinamis, pertentangan-pertentangan (konflik) mungkin saja terjadi baik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Apalagi pada masyarakat yang berkembang dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern akan selalu terjadi pertentangan, misalnya golongan muda yang ingin mengadopsi budaya asing, golongan tua yang tetap mempertahankan tradisi lama. Konflik ini akan menimbulkan perubahan nilai-nilai, pola perilaku dan interaksi yang baru di masyarakat tersebut.

4) Terjadinya pemberontakan (revolusi)

Revolusi adalah perubahan yang sangat cepat dan mendasar yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Revolusi akan berpengaruh besar pada struktur masyarakat dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Pengaruh tersebut mulai dari lembaga negara sampai keluarga yaitu mengalami perubahan-perubahan yang mendasar. Contohnya revolusi industri di Inggris, revolusi Perancis, revolusi fisik tahun 1945 di Indonesia.

B. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar masyarakat, antara lain berikut ini :

1) Lingkungan alam fisik

Salah satu faktor penyebab perubahan yang bersumber dari lingkungan alam seperti terjadinya bencana alam banjir, longsor, gempa bumi, kebakaran hutan, dan sebagainya. Di daerah yang terkena banjir menyebabkan masyarakat yang berada di sekitar daerah tersebut terpaksa harus mencari tempat tinggal baru, sehingga mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga masyarakat.

2) Peperangan

Peperangan antara negara satu dengan negara yang lain kadang bisa menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik pada lembaga kemasyarakatan maupun struktur masyarakatnya. Biasanya negara yang menang memaksakan nilai-nilai, cara-cara, dan lembaga yang dianutnya kepada negara yang kalah. Contohnya rakyat Indonesia saat kalah melawan Belanda. Belanda memaksakan penerapan sistem pemerintahan kolonial menggantikan sistem pemerintahan kerajaan yang dianut sebagian besar daerah-daerah di Indonesia. Hal itu berakibat terjadinya perubahan-perubahan pada struktur lembaga kemasyarakatan.

3) Pengaruh kebudayaan lain

Di era globalisasi ini tidak ada satupun negara yang mampu menutup dirinya dari interaksi dengan bangsa lain. Interaksi yang dilakukan antara dua negara mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh lain kadang juga bisa menerima pengaruh dari masyarakat lain. Dengan demikian akan timbul suatu nilai-nilai sosial budaya yang baru sebagai akibat asimilasi atau akulturasi kedua budaya. Dalam kaitannya dengan pengaruh kebudayaan masyarakat lain, dikenal istilah-istilah sebagai berikut:

a) Akulturasi (cultural contact)

Akulturasi adalah suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing, yang lambat laun unsur kebudayaan asing tersebut melebur/menyatu ke dalam kebudayaan sendiri (asli), tetapi tidak menghilangkan ciri kebudayaan lama.

Hal-hal yang biasa terjadi dalam akulturasi seperti berikut : 
  • Substansi, yaitu unsur kebudayaan yang ada sebelumnya diganti, dan melibatkan perubahan struktural yang kecil sekali.
  • Sinkretisme, yaitu unsur-unsur lama bercampur dengan yang baru dan membentuk sistem yang baru.
  • Adisi, yaitu unsur-unsur baru ditambahkan kepada unsur yang lama.
  • Dekulturasi, yaitu hilangnya bagian substansial sebuah kebudayaan.
  • Orijinasi, yaitu tumbuhnya unsur-unsur baru untuk memenuhi kebutuhan situasi yang berubah.
  • Rejection (penolakan), yaitu perubahan yang sangat cepat, sehingga sejumlah besar orang tidak dapat menerimanya, menyebabkan penolakan, pemberontakan, dan gerakan pembangkitan
b) Difusi

Difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain, dari orang ke orang lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain. Manusia dapat menghimpun pengetahuan baru dari hasil penemuan-penemuan. Difusi dapat dibedakan ke dalam jenis berikut.

1. Difusi intra-masyarakat,difusi intra-masyarakat dipengaruhi hal-hal berikut :

·     Pengakuan bahwa penemuan baru bermanfaat bagi masyarakat.
·     Ada tidaknya unsur kebudayaan yang memengaruhi (untuk diterima/ditolak).
·     Unsur yang berlawanan dengan unsur fungsi lama akan ditolak.
·     Kedudukan penemu unsur baru ikut menentukan penerimaan.
·     Ada tidaknya batasan dari pemerintah.

2. Difusi, difusi antarmasyarakat dipengaruhi hal-hal berikut : 

·     Kontak antarmasyarakat tersebut.
·     Kemampuan mendemonstrasikan.
·     Kegunaan.
·     Menyaingi unsur lama atau mendukung.
·     Peran penemu dan penyebarannya.
·     Pemaksaan.

c) Penetrasi

Penetrasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing secara paksa, sehingga kebudayaan lama kalah. Apabila kebudayaan baru seimbang dengan kebudayaan lama, masing-masing kebudayaan hampir tidak mengalami perubahan atau tidak saling memengaruhi. Hal yang demikian disebut hubungan symbiotic.

d) Invasi

Invasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan setempat, dengan peperangan (penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain.

e) Asimilasi

Asimilasi adalah proses penyesuaian (seseorang/ kelompok orang asing) terhadap kebudayaan setempat. Dengan asimilasi kedua kelompok baik asli maupun pendatang lebur dalam satu kesatuan kebudayaan.

f) Hibridisasi

Hibridisasi adalah perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan campuran antara orang asing dengan penduduk setempat.

g) Milenarisme

Milenarisme adalah salah satu bentuk kebangkitan yang berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang rendah.

h) Adaptasi

Adaptasi adalah proses interaksi antara perubahan yang ditimbulkan oleh organisme pada lingkungannya dan perubahan yang ditimbulkan oleh lingkungan pada organisme (penyesuaian dua arah).

g) Imitasi

Imitasi adalah proses peniruan kebudayaan lain tanpa mengubah kebudayaan yang ditiru.

HUBUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

      Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku. Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa “Budaya berupa rancangan hidup” maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang kita warisi melalui proses belajar dan menjadi sikap perilaku manusia berikutnya yang kita sebut sebagai nilai budaya.
        Berdasarkan penjelasan di atas hubungan manusia dengan kebudayaan adalah kebudayaan merupakann hasil dari ide, gagasan dan pemikiran baik nyata ataupun abstrak dan juga rancangan hidup masa depan. Sehingga dapat diartikan pula bahwa semakin tinggi tingkat kebudayaan manusia, semakin tinggi pula tinggkat pemikirian setiap manusia. Kebudayaan itu sendiri  digunakan untuk melangsungkan kehidupan bermasyarakat  antar manusia karena sifat manusia yaitu makhluk sosial yaitu manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan harus hidup dengan manusia lainnya. Sehingga bisa dikatakan bahwa manusia adalah makhluk yang berbudaya. 
        Manusia sebagai makhluk berbudaya berarti manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihan dari makhluk – makhluk lain yang diciptakan di muka bumi ini yaitu manusia memiliki akal yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan ide dan gagasan yang selalu berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan di muka bumi ini.

CONTOH - CONTOH HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DENGAN KEBUDAYAAN

1) Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan

Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.

2) Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)

Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value )

3) Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial

Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.

4) Kebudayaan khusus atas dasar agama

Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.

5) Kebudayaan berdasarkan profesi

Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.

DIALEKTIK

    Dialektik (Dialektika) berasal dari kata dialog yang berarti komunikasi dua arah, istilah ini telah ada sejak masa yunani kuno ketika diintrodusir pemahaman bahwa segala sesuatu berubah (panta rei).
  • Menurut Plato
"Dialektika" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan metode argumen filosofis yang melibatkan semacam proses yang bertentangan antara pihak yang berlawanan.  Dalam apa yang memungkinkan versi paling klasik dari "dialektika", filsuf Yunani kuno, Plato,  misalnya, ia memperkenalkan argumen filosofisnya sebagai dialog atau perdebatan dua arah atau bolak-balik, umumnya antara karakter Socrates, di satu sisi, dan beberapa orang atau sekelompok orang kepada siapa Socrates berbicara (lawan bicaranya), di sisi lain.  Dalam serangkaian dialog, lawan bicara Socrates mengusulkan definisi konsep filosofis atau mengungkapkan pandangan bahwa Socrates mempertanyakan atau menentang. Perdebatan bolak-balik antara pihak lawan menghasilkan semacam perkembangan linier atau evolusi dalam pandangan atau posisi filosofis:  selama dialog berlangsung, lawan bicara Socrates mengubah atau memperbaiki pandangan mereka dalam menanggapi tantangan Socrates dan datang untuk mengadopsi pandangan yang lebih maju.  Dialektika bolak-balik antara Socrates dan lawan bicaranya dengan demikian menjadi cara Plato berdebat melawan yang sebelumnya, pandangan atau posisi yang kurang maju dan untuk yang lebih maju nanti.
  • Menurut Hegel
"Dialektika Hegel" mengacu pada metode argumen dialektik tertentu yang digunakan oleh filsuf Jerman abad ke-19, G.W.F. Hegel, yang mana, seperti metode "dialektik" lainnya, bergantung pada proses yang bertentangan antara pihak yang berlawanan. Sedangkan pada "pihak berlawanan" menurut Plato itu tergantung pada orangnya seperti (Socrates dan lawan bicaranya), Namun, apa yang ada pada "pihak berlawanan" dalam hasil karya Hegel tergantung pada materi subjek yang dia bahas.  Dalam karyanya pada logika, misalnya, "sisi yang berlawanan" adalah definisi yang berbeda dari konsep logis yang bertentangan satu sama lain. Dalam Fenomenologi Roh, yang menyajikan epistemologi hegel atau filsafat pengetahuan,  "Pihak yang berlawanan" adalah definisi kesadaran yang berbeda dan objek yang disadari kesadaran atau klaim untuk diketahui. Seperti dalam dialog Plato, proses yang bertentangan antara "pihak yang berlawanan" dalam dialektika Hegel mengarah pada evolusi linear atau pengembangan dari definisi atau pandangan yang kurang maju ke yang lebih maju nanti. Proses dialektik dengan demikian merupakan metode Hegel untuk berdebat melawan definisi atau pandangan yang sebelumnya, kurang maju dan untuk yang lebih maju nanti. Hegel menganggap metode dialektik ini atau "mode spekulatif kognisi" (PR §10) sebagai ciri khas filosofinya, dan menggunakan metode yang sama dalam Fenomenologi Roh [PhG], serta dalam semua karya dewasa yang ia terbitkan kemudian—seluruh Ensiklopedi Ilmu Filsafat (termasuk, sebagai bagian pertamanya, "Logika Rendah" atau Logika Ensiklopedi [EL]), Ilmu Logika [SL] , dan Filsafat Hak [PR].
  • Menurut Marx
Bertentangan dengan idealisme Hegelian, Marx menyajikan metode dialektikanya sendiri, yang ia klaim "berlawanan langsung" dari metode Hegel:
Metode dialektika saya (marx) tidak hanya berbeda dari Hegelian, tetapi sebaliknya. Menurut Hegel, proses kehidupan otak manusia, yaitu. proses berpikir, yang di bawah nama 'Ide', ia bahkan berubah menjadi subjek independen, merupakan demiurge dari dunia nyata, dan dunia nyata hanya eksternal, bentuk fenomenal 'Ide'.Menurut saya (marx) adalah sebaliknya, ideal tidak lain ialah dunia materi yang tercermin oleh pikiran manusia, dan diterjemahkan ke dalam bentuk pemikiran.

        Manusia dan kebudayaan pada dasarnya berhubungan secara dialektis. Ada interaksi kreatif antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namum manusia sendiri sangat tergantung pada produk kebudayaannya. Itulah dialektika fundamental yang mendasari seluruh proses hidup manusia. Dialektika fundamental ini terdiri dari tiga tahap, yaitu :

1. Tahap Eksternalisasi

Adalah proses pencurahan diri manusia secara terus-menerus kedalam dunia melalui aktivitas fisik dan mentalnya.

2. Tahap Objektivasi

Adalah konsekuensi logis dari tahap eksternalisasi. Artinya, jika dalam tahap eksternalisasi manusia sibuk melakukan kegiatan fisik dan mentalnya, maka dalam tahap objektivasi, kegiatan tersebut sudah menghasilkan produk-produk tertentu, misalnya; gedung, mobil, komputer, buku-buku ilmiah, dsb.

3. Tahap Internalisasi

Adalah tahap dimana realitas objektif hasil ciptaan manusia itu kembali diserap oleh manusia. Dengan kata lain, struktur dunia objektif hasil karyanya ditransformasikan kembali ke dalam struktur kesadaran subjektifnya. Misalnya; “kehadiran komputer dapat mempengaruhi persepsi masyarakat tentang pekerjaan, yakni bahwa dengan komputer, banyak pekerjaan bisa tertangani dalam waktu singkat. Orang yang sudah biasa menggunakan komputer tentu berpikir bahwa, tanpa komputer pekerjaannya akan terhambat”.

SUMBER :

http://nadyarizkiamalia.blogspot.com/2016/04/ilmu-budaya-dasar12.html
http://ikkikekok.blogspot.com/2013/04/perbedaan-antara-ibd-dan-ips.html
https://chesster028.wordpress.com/2013/03/14/unsur-unsur-yang membangun-manusia/
https://oktavianipratama.wordpress.com/makalah-makalah/hakikat-manusia-dengan-kebudayaan/
http://sartikadewimulyani.blogspot.com/2016/03/kepribadian-bangsa-timur.html
http://aldianojp.blogspot.com/2013/03/manusia-dan-kebudayaan-bagan-psiko.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya#:~:text=Dari%20berbagai%20definisi%20tersebut%2C%20dapat,hari%2C%20kebudayaan%20itu%20bersifat%20abstrak.
http://tikoconni.blogspot.com/2016/10/7tokoh-kebudayaan-1.html
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/14/120000169/7-unsur-budaya?page=all
https://www.studiobelajar.com/kebudayaan/
https://fadelhajjhidayatulloh.wordpress.com/2016/10/10/manusia-dan-kebudayaan/
http://nissaaarifiani.blogspot.com/2017/04/masalah-pokok-kehidupan-manusia-menurut.html
http://bonar69.blogspot.com/2011/04/faktor-yang-mempengaruhi-diterima-atau.html
http://edvanerdian.blogspot.com/2016/03/faktor-penyebab-perubahan-kebudayaan.html
https://parkjiyoung.wordpress.com/2013/01/07/hubungan-manusia-dan-kebudayaan/#:~:text=Contoh%2DContoh%20Hubungan%20Antara%20Manusia%20dengan%20Kebudayaan&text=Misalnya%20cara%20berpakaian%2C%20etiket%2C%20pergaulan,tersendiri%20pula%20pada%20setiap%20individu.
https://id.wikipedia.org/wiki/Dialektik
http://hendri0693.blogspot.com/2012/10/tugas-ilmu-budaya-dasar-iii_23.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANUSIA DAN PENDERITAAN

MANUSIA DAN KEGELISAHAN

Sejarah Perkembangan Sistem/Teknologi Informasi & Perkembangan Hardware dan Software

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

MANUSIA DAN KEINDAHAN